jpnn.com, BANJARMASIN - PT Pelindo Terminal Petikemas berkolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) meluncurkan program 'Pendampingan Penanganan Darurat Sampah dan Edukasi Masyarakat'.
Peluncuran program ini sebagai respons terhadap krisis pengelolaan sampah di Kelurahan Telaga Biru, Kota Banjarmasin.
Krisis tersebut terjadi pasca-penutupan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih pada Februari 2025 yang menyebabkan terganggunya sistem pembuangan sampah domestik, sehingga timbunan sampah rumah tangga tidak lagi tertangani dengan baik.
Kunjungan PT Pelindo Terminal Petikemas ke Kelurahan Telaga Biru, Kota Banjarmasin. Foto: Dokumentasi Pelindo
Program ini sebagai bagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dilaksanakan melalui pendampingan teknis dan edukatif untuk menangani timbunan sampah akibat keterbatasan fasilitas penampungan sampah sementara (TPS) dengan cara pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kepada masyarakat di 44 RT Kelurahan Telaga Biru.
SVP Sekretariat Perusahaan PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengungkapkan tumpukan sampah yang muncul akibat krisis ini akan membawa konsekuensi nyata terhadap kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat.
"Pelindo Petikemas hadir untuk membantu masyarakat sekitar khususnya Kelurahan Telaga Biru, Kota Banjarmasin dengan memberikan edukasi juga pendampingan langsung," ujar Widyaswendra dalam keterangannya, Kamis (9/10).
Melalui pendampingan dan edukasi yang dilakukan diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif sekaligus meningkatkan kapasitas warga dalam mengelola sampah secara mandiri dan partisipatif.