jpnn.com, JAKARTA - Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan menggelar Festival Desa ke-5 di Taman Suropati, Jakarta, pada Sabtu (4/10/2025).
Dengan mengusung tema ’Di Atas Tanah Kita Berdiri, dari Desa Kita Mengakar’, festival ini menjadi seruan ideologis untuk meneguhkan kembali kedaulatan rakyat atas tanah, bahwa kemakmuran dan keadilan sosial hanya bisa tumbuh jika bangsa ini berdamai dengan akar, sejarah, dan nilai-nilai kemanusiaannya sendiri.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan, Rano Karno, menyebut Festival Desa sebagai ruang kebudayaan rakyat yang hidup dari gotong royong.
“Desa adalah rahim peradaban Indonesia. Menoleh ke desa bukan berarti mundur, tetapi memastikan langkah kita ke depan tetap berpijak di atas tanah yang adil, lestari, dan berdaulat,” tegasnya.
Lebih dari sekadar ajang seni, Festival Desa ke-5 lahir dari kesadaran politik kebudayaan bahwa bangsa yang tercerabut dari tanahnya akan kehilangan jati diri dan arah perjuangan.
Di tengah lebih dari 2.400 konflik agraria yang tercatat Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dalam lima tahun terakhir, festival ini menghidupkan kembali pesan Bung Karno dalam Pasal 33 UUD 1945, UUPA 1960, Pancasila, dan Trisakti, bahwa tanah bukan sekadar sumber ekonomi, tetapi simbol kedaulatan rakyat dan alat perjuangan menuju kemakmuran bersama.
Melalui karya, rakyat diajak membumikan kembali gagasan keadilan sosial dalam bentuk yang paling membumi: seni dan budaya desa.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga, My Esti Wijayati, menambahkan bahwa generasi muda perlu memahami kembali Pancasila dari akar kehidupan rakyat.