jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Nusantara Parameter Indeks (NPI), Murmahudi menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan kebijakan strategis dan visioner yang terbukti memberi dampak nyata terhadap peningkatan gizi anak sekaligus penguatan ekonomi rakyat di berbagai daerah.
“Program MBG bukan sekadar memberi makan gratis, tetapi sebuah intervensi gizi nasional yang menyentuh dua sisi penting pembangunan: peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan ekonomi rakyat,” kata Murmahudi di Jakarta, Senin (6/10).
Dia menjelaskan berdasar data Badan Gizi Nasional, hingga Juni 2025 program MBG telah menjangkau 4,89 juta penerima manfaat melalui 1.716 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Dia mengungkapkan realisasi penyerapan anggaran mencapai Rp 4,4 triliun dari total pagu Rp 71 triliun yang dialokasikan dalam APBN 2025.
"Selain memperbaiki asupan gizi anak sekolah dan kelompok rentan, pelaksanaan MBG juga berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja nasional dengan menyerap lebih dari 94.000 tenaga kerja langsung," ujar dia.
Menurutnya, MBG merupakan kebijakan ekonomi rakyat yang konkret dan membuat uang negara berputar di tingkat bawah karena bahan pangan dibeli dari petani, nelayan, dan pelaku usaha lokal.
"Program ini menggerakkan roda ekonomi daerah sekaligus memperkuat kemandirian pangan nasional,” ujar Murmahudi.
Dia juga menilai insiden keracunan makanan di beberapa daerah harus dipandang sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem dan manajemen dapur hingga distribusi menu.