Program Living Lab Kemdiktisaintek Dorong Pelibatan Masyarakat Dalam Penerapan Sains & Teknologi

4 hours ago 2

Program Living Lab Kemdiktisaintek Dorong Pelibatan Masyarakat Dalam Penerapan Sains & Teknologi

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ki-Ka: Citra Larasati (pengurus Fortadik), Luthfi Adam dosen sekaligus sejarawan Monash University, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains Teknologi Kemdiktisaintek Yudi Darma, dan Evi Eliyanah (dosen Sastra Inggris dari Universitas Negeri Malang). Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menginisiasi program Living Lab untuk mendorong penerapan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Program ini akan mendekatkan para peneliti dengan masyarakat sehingga hasil riset bisa memberikan solusi atas problematika yang dihadapi di lingkungan.

Keberadaan Living Lab bukan saja membuka ruang keterlibatan masyarakat, tetapi juga termasuk industri, UMKM dan pemerintah daerah setempat.

Program ini juga bukan seperti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang biasa dilakukan oleh mahasiswa.

“Ini berbeda dengan KKN, seperti yang dahuu saya alami. Jadi, konsepnya berbeda, artinya saintis atau peneliti ketika turun ke lapangan bersama masyarakat melakukan riset bersama untuk memahami masalahnya apa serta solusinya bagaimana?,” kata Dosen Sastra Inggris dari Universitas Negeri Malang (UM) Evi Eliyanah, S.S., M.A., Ph.D.,dalam diskusi bertajuk "Membangun Ruang Hidup Sains dan Teknologi untuk Masyarakat" besutan Fortadik dan Kemdiktisaintek di Jakarta, baru-baru ini.

Evi menjelaskan, program Living Lab tidak seperti KKN berusaha melakukan pengabdian kepada masyarakat secara instan dalam waktu 6 minggu.

Selain transfer ilmu kepada masyarakat, dalam Living Lab, publik juga akan turut dilibatkan dalam mengevaluasi sekaligus memberikan masukan atau intervensi terhadap program-program tersebut.

“Kuncinya engagement, jadi, bukan cuma top-down satu arah, bukan cuma partisipasi, tetapi engagement. Itu yang membedakan ya. Bahwa, ilmu pengetahuan itu sendiri dibangun, dikembangkan bersama-sama dengan masyarakat,” ujarnya.

Program Living Lab Kemdiktisaintek mendorong pelibatan masyarakat dalam penerapan sains dan teknologi.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
Koran JPP|