jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat Junaedi (28) terpaksa 'gantung panci' sebagai koki karena restoran di bilangan Sentul, Kabupaten Bogor sepi pembeli.
Resto kolaps, Junaedi pun terpaksa menganggur setelah bekerja selama tiga tahun.
Delapan bulan lalu, Junaedi mendapat tawaran menjadi koki dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Tawaran itu tak dia sia-siakan. Dapur rumah harus ngebul. Anak semata wayangnya pun harus terus mendapat asupan makanan bergizi.
"Saya senang mendapat kesempatan bekerja di sini. Apalagi tujuannya mendistribusikan (makanan bergizi) untuk anak-anak sekolah," kata Junaedi saat ditemui di kawasan Bogor pekan ini.
Semangat memasak semakin tinggi karena ada sisi pengabdian dalam pekerjaannya. Dia pun berkomitmen untuk serius menjaga kualitas masakan karena selalu terngiang di kepala bahwa yang akan memakan makanan yang dia sajikan adalah anak-anak sekolah. Anak-anak yang seumuran dengan anak semata wayangnya.
"Saya merasa bangga dengan tugas saya," kata Junaedi.
Dia masih ingat bagaimana anaknya kadang telat sarapan dan harus segera berangkat ke sekolah. Dengan adanya program MBG, Juanedi tak khawatir lagi terhadap asupan gizi anaknya di sekolah.